Maandag 13 Februarie 2017

Cerita pengalamanmu ketika traveling itu penting pada era sekarang ini. Ya, selain sebagai sarana berekpresi, menceritakan pengalaman traveling juga membantu mempromosikan tempat wisata.

Seperti misalnya cerita pengalamanmu liburan ke pulau tunda. Tentu saja karena pulau tunda adalah pulau dengan bawah laut yang indah. Dan yang terpenting jaraknya sangat dekat dengan jabodetabek.

Jadi sangat penting kita liburan dan menceritakan pengalaman.

Vrydag 27 Maart 2015

Review Pulau Tunda ini dari travelmatekamu.com. yang berminat mengunjungi pulau tunda dan mencari referensi, selamat membaca. Jika ingin mendapatkan infomasi lebih lanjut soal pulau tunda, silahkan baca juga: Semua info tentang pulau tunda.

Menungunjungi Banten memang tak ada habisnya ya, sobat traveler. Banyak hal-hal menarik yang akan memanjakan mata sobat traveler semua. Pemandangan yang aduhai, serta keindahan tak terbantahkan dari panorama alam menjadi daya tarik tersendiri. beberapa sudut di Banten pun kini tak lagi menjadi primadona bagi sobat traveler dalam negeri saja, lho.

Wisatawan dari mancanegara pun banyak yang mengunjungi tempat-tempat menarik di Banten. Selain keindahan tersebut, yang berupa pegunungan, perbukitan, hutan lindung, jajaran pantai di pesisirnya, Banten juga dikenal sebagai surganya berwisata kuliner. Banyak kuliner-kuliner menarik yang lahir di provinsi ini. Selain itu, budaya masyarakatnya pun akan memebrikan satu kesan dan pengalaman tersendiri bagi sobat traveler semua.

Salah satu yang menarik dan sayang bila dilewatkan oleh sobat traveler semua adalah Pulau Tunda. Nama pulau ini unik, seunik pulaunya. Jika sobat traveler mengunjungi Provinsi Banten, jangan lupa untuk mampir ke pulau yang telah terkenal keindahan alam darat dan lautnya ini oleh pecinta renang, snorkeling, dan juga diving.

Pulau yang terletak di sebelah utara teluk Banten ini masuk kabupaten Serang. Pulau ini memiliki 257,5 hektare dan dihuni sekitar 3000 penduduk yang tinggal di Desa Wargasara. Mayoritas pendududk di sana bermatapencaharian sebagai nelayan.

Saat berada di Pulau Tunda ini, ada dua kampung yang bisa sobat traveler jelajahi, yaitu kampung barat, dan yang lainnya lagi adalah kampung timur. Kedua kampung tersebut sama-sama dapat dinikmati dengan trekking, yakni dengan menyusuri kebun-kebun, semak belukar, dan area pepohonan kelapa yang membuat suasana di pulau Tunda menjadi berbeda dari pulau-pulau lainnya di Indonesia.

Selain itu, bagi sobat traveler yang gemar memancing, atau juga gemar snorkeling, dan diving, Pulau Tunda adalah jawaban yang pas untuk menikmati keindahan alam bawah laut yang aduhai, masih belum terjamah tangan -jangan jahil.

Nah, sobat tarveler, jangan lupa untuk mengajak keluarga, teman, rekan, sahabat, atau teman seperjalanan sobat traveler, ya, untuk menikmati keindahan di salah stau sudut Banten yang memesona di Pulau Tunda ini. :)

Semakin penasaran?

Sondag 07 Desember 2014

Berencana trip ke  Pulau Tunda? sedang mencari paket wisata ke pulau tunda?  

pulau tunda


Paket wisata ke pulau tunda dengan harga  Rp.350/Orang. Paket Wisata ke Pulau tunda sudah Termasuk :
_Transport Terminal ke pelabuhan
_Kapal penyeberangan Karang antu +Keliling Pulau/snorkeling _Makan4X+snack dn The Manis sehabis renang
_Dokumentasi Kegiatan Darat dn Laut
_Guide Lokal
_Homestay
_Alat snorkeling 1 set (fins, snorkel, google,life vest)
_sticker
_Bbq
_kelapa Muda

ITINERARY

Day 1
_07.00–07.30Wib Perjalanan dari terminal serang ke pelabuhan.
_07.30-09.30 Wib menuju pulau tunda
_10.00-12.30 Isoma dn siap-siap menuju 3 spot snorkeling (Karang Baja, Karang Nafis dn tanjung Bohong)
_16.00–18.00 naik mercusuar foto sunset.
_18.30–19.30 makan malam,
_21.30_22.30 Bbq di pantai,
_23.00_ tidur.
Day 2
_05.00_06.00 bangun foto sunret di pantai timur,
_07.30 Snorkeling 2sport karang cemara dn karang pandan.
_10.00 kembali ke homestay kemas barang
_12.00_01.00 isoma.
_01.30 ke pulau 4/3.
_03.30 ke pelabuan dn Go to jakarta sampai Berjumpa Pulang...!!!

Maandag 17 Junie 2013

Cerita wisata ke Pulau Tunda lainnya datang dari endrocn.com/. Keren nih  certia selengkapnya dari Pulau Tunda.
Sunset di Pulau Tunda

Sunset di Pulau Tunda

Ekspektasi yang tinggi kadang butuh diimbangi usaha atau toleransi yang sama tingginya. Ketika melakukan perjalanan, opsi kedua mungkin lebih sering harus (baca: terpaksa) dijalani.

Sebagai tujuan wisata, Pulau Tunda tak banyak dikenal orang sampai ketika pada bulan January 2007, beberapa media menyorotnya walau bukan karena potensi wisatanya. Sedikitnya informasi yang tersedia membuatnya kadang luput dari peta perjalanan wisata di sekitar pulau Jawa. Padahal, beberapa blog pribadi memberikan rekomendasi positif kepada Pulau Tunda sebagai destinasi wisata laut.
Karena jasa baik Ridwan yang sering mengorganisir dive trip ke pulau ini saya dan beberapa teman akhirnya berkesempatan untuk membuktikan rekomendasi tersebut.

Pulau berpenghuni 1,037 jiwa ini dapat dicapai dalam 3jam perjalanan dengan kapal motor dari pelabuhan Karangantu, Cilegon. Hampir seluruh sisi pulau berbentuk lonjong ini memiliki spot yang menarik untuk dijelajah, menjadikannya tempat yang ideal untuk menghabiskan akhir pekan dengan bersnorkeling atau menyelam.

Hard coral warna-warni banyak ditemukan di dasar perairannya dengan ikan hias berbagai jenis yang masih setia menjadikannya sebagai rumah. Kami bahkan sempat melihat ikan buntal sepanjang hampir 1 meter berenang pelan sambil mengerling ke arah kami.
Dibandingkan beberapa pulau terdekat di kawasan kepulauan Seribu, Pulau Tunda masih lebih perawan. Hanya saja, fasilitas di pulau ini banyak yang perlu dikembangkan apalagi jika ingin dijadikan tujuan wisata komersil.

Saya sempat berkomentar ke Ridwan tentang perlunya akomodasi yang lebih nyaman dan variatif, pantai yang lebih bersih sampai frekuensi kapal motor yang perlu ditingkatkan. Fasilitas yang ada sekarang sudah memadai, namun jadi kurang jika acuannya adalah Bali, Lombok dan Bunaken.
Makanya, untuk saat ini, tak selayaknya membandingkan Pulau Tunda dengan daerah-daerah tersebut. Di sinilah saya harus berbesar hati. Pulau ini memang bukan Bunaken. Namun pengalaman berakhir pekan di Pulau Tunda jadi jauh lebih berkesan dibandingkan weekend di mall di Jakarta, dengan biaya yang sama bahkan lebih sedikit.

Apel memang tidak bisa dibandingkan dengan buah kiwi. Tapi apel yang satu ini, selain cukup enak dan murah, ia tumbuh tak jauh dari rumah kita.

Woensdag 12 Junie 2013

It was beyond expectation! Bener-bener melebihi harapan saya. Ternyata underwater life di Pulau Tunda kereeeen!!!

Awalnya ketika mb Nita ngajak, saya bertekad ikut karena mau ngelancarin bouyancy dan belajar motret UW. Masih penasaran sama bouyancy saya soalnya, udah gitu gemes banget karena 10x diving, hasil foto UWnya ngga berhasil2 mulu...brrr gemessss!!! So, ikutlah saya di trip yang diadain ma Planet Diving ini.

family pic:)

Sabtu, 12 April 08, saya, Arin, Alice, Betsi, Abi, Nita, Erykah, Mimin, dan satu-satunya-arjuna-yang-mo-nyoba-discover-dive-Timmi, ditemani Firman dan Roni dari planet diving, brangkat lah kita menuju Balaraja-Banten. Belum sampe di Balaraja aja ujan udah turun. Begitu Kita naik kapal menuju Pulau Tunda pun, hujan gerimis masih turun konstan! Duuuh...udah H2C aja nih. Udara dingin ngga ketulungan, takut ntar ada ombak, ada arus, air butek, visibility jelek, yaaa...sutralah, terima nasib aja! Saya udah nyiapin diri ngga akan ngedapetin diving yang menyenangkan. Mana 1,5 jam saya harus nahan pipis pula...kacau deh!

Tapi anehnya....Begitu kami udah siap-siap mau turun di diving pertama, ujan mendadak berenti! YES!!! Setidaknya ga gtu keujuanan meski akhirnya ntar kebasahan juga sih:P Karena tnyata temen-temen yang lain jg pada kebelet pipis, hasilnya...langsung lah kita semua nyebur buat pipis dulu:P hihihihi...toilet luas, gratis pula, harus dmanfaatin dong:D Selese pipis, barulah kami dive. Wah gila! Tnyata pesimis saya tidak tercapai!:D Visibility saat itu bagus bgt! Udara dingin pun ngga kerasa, suhu dibawah, 29-30 C. Ah...saya senang bgt!! Saya berbuddy dengan Arin, teman setia dalam urusan kecemasan di bawah laut:P Kita santai aja divingnya, penyesuaian dulu, maklum sama-sama masih baru;) Kita turun pun pegangan tangan, biar descentnya makin mantap!:D Ngeliat ikan sliweran, hard coral dimana-mana, bkin diving saya jadi rilex banget. Ngga mau ngelewatin pelajaran foto bawah laut, lgsg dong semua angle saya jepret!



Berkali-kali nengok ke Arin, aman...dia ngasih signal OK. Lanjut lagi diving, sampe akhirnya saya untuk pertama kalinya ngerasa bener-bener bisa ngontrol diri. Liat mbak Erykah dan Timmi di depan, saya makin ngerasa aman, trus nengok ke bawah ada Mbak Betsi dan Abi. Mereka semua baik-baik aja. Di ujung depan ada Firman yang berkali-kali juga nengok ke belakang, ngecek smuanya. Sampai di satu momen, saya ngga ngerasa ngeliat fins pink yangkalodidalamairnggakeliatanpink-nya mbak Nita. Saya liat Alice kok sendiri. Berkali-kali saya cek, kok mbak nita ngga ada. Dalam hati udah cemas, berharap mbak nita bae2 aja. Alice kasih tanda, ktnya buddy dia ngga ada. Wah...pasti terjadi sesuatu ma mb nita! Moga-moga dia gpp. Lewat 30-40 menit, tiba-tiba Arin ngasih signal klo udara dia tinggal 70 bar. Saya kaget! Kok bisa abis cepet? Saya masih ada skitar 110-an bar. Saya suruh dia mendekati Firman yang emang ga jauh dari kami. Akhirnya kami maen colek-colekan ke firman. Begitu Arin diambil alih ma firman, saya berusaha diving lagi dengan tenang, liat-liat ikan. Ikutan mbak Erykah motret Nudi, diajak Betsi motret lion fish, jepret sana-sini, pokoknya jepret dan jepret!:P

Lion fish Nudi Anemon fish Bunga-bunga di laut

Saya liat lagi ke depan nyari Arin, ternyata dia udah buddy breathing ma Firman. Hihihi saya sempet ketawa kecil yang akhirnya ngebikin saya jadi batuk-batuk ngeliat mereka pelukan berdua...aiiih...mesranya:P
Oia, saya juga sempet berkali-kali liat mas Timmi yang lagi nyoba discover dive. Tapi dia ada jauh diatas saya. Keliatannya sih dia bae-bae aja. Menit ke 47 saya udah ada di permukaan. Arin udah lebih dulu berada di permukaan. Mendekati kapal, saya tanya keadaan mbak nita. Ternyata dia mengalami vertigo karena oksigennya bau. Emang bau sih, nusuk bgt!

Sambil istirahat, kami makan dari nasi kotak yang udah disediain PD. Ngobrol macem-macem tentang diving dsb. ini dia yang aneh...begitu kami istirahat, ujan sempet turun. Tapi sebentar, karena begitu kami turun lagi untuk diving ke-2, ujan berenti. Wah seperti emang Tuhan memberkati perjalanan kami:)

Di diving ke-2, air terlihat hijau. Turun di 3-5 meter, visibility jelek bgt! Saya dan Arin kami coba berhati-hati menyesuaikan diri. Sempet agak cemas dan ngga mau saling berjauhan karena visibility jelek bgt! Tapi begitu turun lebih dalam lagi, visibility makin jelas...fiuuh....untung lah! Tapi tetap, saya ngga mau berjauh-jauh dari rombongan:P saya liat di depan ada mbak Erykah & mbak Mimin, di belakang ada mbak Betsi & Abi. Ngga berapa lama kemudian muncul lah Timmi dan Roni sebagai guardian angelnya:D Saya ketahui lebih lanjut ternyata Timmi bener-bener ngga mau rugi oksigen! Disuruh naik berkali-kali sama Roni, ternyata malah bandel tetep mau ada di dalem. Hehehehe susah melepas rindu ma laut ya Tim?;) Tapi saya salut sama dia, dia udah keliatan rilex dan nyaman, bouyancynya jg dah ok! Perasaan excitednya dah ngalahin ketakutan & keminiman ilmunya. Hebat nih Timmi!!^_^Dari awal saya turun, saya masih liat Alice bermasalah dengan regulatornya, entah ada apa, spertinya regulatornya bocor, jadi begitu kami turun, saya tidak melihat dia ikutan turun. Tapi tenang...dia udah di 'jaga' ma Firman;) Mbak Nita pun kali ini udah memberanikan turun lagi, meski di diving pertama sempet terkena vertigo. Diving kali ini menurut saya tidak sebagus diving pertama, sempet ada arus dingin sebentar. Usaha saya belajar motret pun agak terhambat karena hijaunya air dan saya yang agak terburu-buru. Entah knp ya terburu-buru...padahal sih ngga ada yg ngejar:p Cukup sekitar 48 menit saya mengakhiri diving di hari itu. Masih dengan perasaan senang, tapi tampaknya senang yang saya rasakan tidak bisa ngalahin rasa senang mas Timmi^^ Hehehe iya! Dari raut mukanya dia keliatan senang bukan main!!! Kayak anak kecil yang baru diajak ke toko maenan lah pokoknya...

Diver buddy


Bener-bener pengalaman yang menyenangkan! Saya akhirnya bisa memperlancar bouyancy dan jepret-jepret UW. Dan ini lah hasilnya...hihihi maaf ya kalo beberapa diantaranya masih blur dan blm fokus:D Maklum...masih belajar dan amatir banget!!!Terima kasih buat teman-teman baruku...^_^

Sondag 09 Junie 2013

Cerita ke pulau tunda selanjutnya dari ailtje.wordpress.com. Cerita selengkpanya tentang perjalanannya wisata di pulau tunda ada di bawah ini.
Kumpul di Slipi Jaya jam 9.
Sampai di Pakupatan jam 1130
Nyambung ke Karangantu
naik boat ke pulau tunda jam 2
tiba di home stay jam 4 pagi
Waktu baca itinerary yang ambisius ini saya sempet malas ngikut, apalagi kondisi badan lagi teler. Tapi karena sudah bayar DP, akhirnya berangkat aja. Semuanya #DemiPulauTunda
Perawan di Sarang Penyamun
Dari Slipi, kami naik bis menuju Merak. Rombongan berangkat dalam grup kecil karena ga ada bis kosong. Bayarnya 20k, tapi kalau naik primajasa 17k. Setelah 5 menit berdiri, saya dipersilakan duduk di bagian belakang bis yang wujudnya tampak seperti akuarium di karaoke plus-plus. Ada 11 pria, saya jadi satu-satunya perempuan. Ya sudahlah. Mereka kasih komentar usil masih bisa dicuekin, lagu dangdut dari Hp murahan  masih bisa dicuekin, begitu ada yang ngrokok saya pindah deh ke depan, berdiri lagi.
image
Belum sempat tidur, eh jam 2300 kami sudah tiba di Terminal bis Pakupatan, Serang. Disambut 2 angkot yang siap mengangkut kami.
Bule Pakistan
Sudah ambil posisi di dalam angkot, pak polisi datang, nanya-nanya mau kemana. Ini polisi saking girangnya lihat bule, mobil patroli dengan lampu diskonya diparkir di tengah jalan, abis itu nanya2 dokumen WNA yang ada di rombongan kami. Alesannya: imigran gelap dari Pakistan, padahal itu WNA nggak diragukan lagi kebuleannya. Kulit putih, rambut coklat Pakistan dari mana? Keluarkan identitas, beres!
Syah Bandar
Ga cuma di terminal, di Pelelangan ikan Karang Antu, bule lagi-lagi jadi masalah. Alasannya sekali lagi: imigran gelap asal Pakistan. Entah pegawai kantor Syah bandar ini udah BBMan sama pak polisi, atau emang orang Serang mengasumsikan semua bule aslinya Pakistan.
Tiga puluh menit lebih temen saya urusan sama pegawai sudah bandar, akhirnya nyerah keluarkan kartu  ajaib. Urusan bule selesai, eh kali ini dipermasalahkan urusan ijin berlayar, karena kapal yang kami tumpangi adalah hapal nelayan bukan untuk angkut manusia. Alasannya, takut patroli, nanti dipenjara.
Si nakhoda kami telpon sana sini, akhirnya kapal pun diizinkan berlayar. Masalah selesai. Kami pun boleh berlayar dengan kapal nelayan yang gak ada life jacketnya. Namanya juga kapal ikan….
Kambing, Kambing dan Kambing

Menjelang subuh kami sampai di pulau ini, ga disambut karpet merah tapi disambut hamparan mutiara hitam, kotoran kambing. Rupanya, kambing di sini dilepas untuk gaul bersama kucing, ayan dan bebek. Berebut tulang ikan, sumpah ga bohong, kambing di sini makan ikan.
Beberapa kambing yang terkantuk-kantuk terpaksa menyingkir dari tengah jalan demi memberi ruang pada rombongan kami yang malam itu berbagi tikar dan satu toilet di rumah pink di belakang sekolah. Satu toilet 26 orang, jangan tanya gimana antri nya kalau sakit perut!
image
Kapal nelayan berharga 80juta
Pulau ini berpenduduk kurang lebih 1000 jiwa, semuanya Muslim. Jadi jangan coba2 pakai bikini jalan2. Pakai baju lengkap saja jadi tontonan, maklum tak ada rombongan lain, kami satu-satunya nya rombongan turis di sini. Punya Masjid, ga punya dokter, tapi punya bidan & ruang bersalin. Transportasi publiknya, kapal kuning Tunda Express hanya ada pada hari Sabtu, Senin dan Rabu, ongkosnya 15k/kepala. Di luar hari ini sang kapten bersedia mengantar asal rombongan terdiri dari 70 orang.
Snorkeling
Ga ada wisata lain yang bisa dilakukan di sini, cuma snorkeling. Lumayan bagus, bahkan nggak perlu turun pun bisa terlihat dari atas. Karena cuma ada dua spots, jadi jam dua siang pun kami sudah selesai. Selain snorkeling? tangkap kambing aja deh. Bisa juga jalan ke pantai yang cuma seiprit & kotor! Kalau punya keberanian bisa juga olahraga naik ke atas lighthouse..

Keesokan paginya kami sempat berburu lumba-lumba, tapi malah nemu kapal penambang pasir, yang konon pasirnya untuk Ancol. Nggak ada lumba-lumba ikan terbang pun bisa dianggap lumba-lumba *desperate*.

image
Sayang pas kemarin ke pulau ini kami ga ngajak pak Dahlan Iskan supaya beliau bisa tau bahwa di pulau ini listrik cuma ada di malam hari. Kalau siang mati.
Uniknya, air di pulau ini nggak payau, nimba dulu kalau mandi ya.
image
Perlu dicatat makanan disini cukup sederhana. Sarapan dan makan siang kami ikan, nasi & oseng kulit belinjo. Sementara makan malamnya nasi goreng, mie goreng & ikan bakar.
Berhubung cuma bisa snorkeling & ga ada hiburan lain, pulau ini hanya disarankan untuk eksekutif muda yang gak bisa lepas dari gadget. Alamat bakal fresh kepalanya. Kenapa? Karena tak ada sinyal simpati. Sinyal XL & Indosat hanya muncul di beberapa tempat.
Total Kerusakan

Dinsdag 04 Junie 2013

Pulau Tunda Memang menjadi salah satu tempat menarik dan eksotis untuk mencing. Cerita dari pulau tunda senjutnya dari mancinglaut.blogspot.com yang mancing di pulau tunda. Berikut cerita Selengpaknya

Kalau ingin merasakan nggentak GT sekaligus 2 ekor (rata2 ukuran ikan 2-3 kg) seperti video di atas atau nggentak ikan2 di bawah ini, maka kali ini saya akan mengajak rekan2 untuk mancing di sekitar Pulau Tunda via Karangantu (Banten Lama). Berikut adalah tahapan dan petunjuk keberangkatan mancing di sana:

  1. Kontak atau telpon pemilik perahu atau kapten kapal untuk booking, jika belum ada silahkan cek di sini Info Kapal Mancing. Bicarakan segala kebutuhan yang kita perlukan termasuk untuk persediaan umpan. Umpan yang biasa digunakan adalah cumi, maka pesanlah 5-10 kg cumi dan sedikit udang api2 (hijau).
  2. Persiapkan kondisi fisik ataupun kendaraan, tentunya juga peralatan mancing. Selain itu obat2an (Dramamin/Antimo dll) juga perlu dibawa, serta bekal makan seperti beras, mie, kecap, saos atau bumbu2 yang kita perlukan (nantinya ABK yang akan memasak itu semua untuk kita). Oh iya buat para ahli hisap, jangan lupa untuk bawa rokok secukupnya.
  3. Jalur yang ditempuh dari Jakarta melalui Tol Merak dan keluar di KM 71 Gerbang Tol Serang Timur, kemudian belok kanan (download peta).
  4. Setelah sampai di Karangantu, kita bisa parkir kendaraan di depan rumah penduduk atau di depan Kantor Kementrian Perhubungan, biaya parkir yang diminta sekitar Rp. 10.000,- s/d Rp. 15.000,- yang kita bayarkan saat nanti kita pulang.
  5. Waktu yang paling afdol untuk berangkat dari Jakarta adalah jam 12 malam, dengan pertimbangan sampai di tempat jam 03:30 (setelah sarapan dulu di jalan), lalu dari Karangantu naik kapal yang telah kita booking sebelumnya dan jika tidak ada halangan maka 3 jam kemudian kita akan sampai di seputar Pulau Tunda, jadi kita bisa mulai mancing jam 07:00 wib.
  6. Kapten kapal akan membawa kita ke hotspot2 yang banyak ikannya atau jenis ikan apa yang ingin kita pancing.
  7. Jam 16:00 saya sarankan untuk merapat ke Pulau Tunda guna beristirahat dan menikmati ikan bakar dari hasil tangkapan sambil main Gaple atau Remi tapi jangan terlalu lama karena kita perlu tidur agar jam 2 pagi kita bisa bangun dan kembali melaut.
  8. Jam 02:00 kita mulai melaut kembali, kira2 setengah sampai satu jam kita mulai mancing lagi. Nah.. jam 4 sampai jam 6 akan banyak kita gentak ikan kakap merah, sayangnya saya dan Steven terpaksa harus kembali ke Jakarta karena ada urusan keluarga yang sangat mendesak, jadi fighting di hari kedua kami tidak ikut.
  9. Sebaiknya peserta mancing dalam satu perahu tidak lebih dari 6 orang, hal ini penting diperhatikan karena jika terlalu banyak peserta akan sering kusut tali pancing peserta satu dengan yan lain.

  10. Berikut ini akan saya perkenalkan tim mancing ASAL ENAK yang merupakan gabungan dari beberapa profesi yang berbeda:
    Kepala rombongan dipimpin oleh Dendy (Kepala Suku), beliau adalah IT Specialist dari BCA. Pemancing ini selalu punya jadwal turun ke laut minimal sebulan sekali. Jika Anda perorangan atau ingin mancing bareng, silahkan hubungi Dendy di No. 082112449681, dijamin akan ditanggapi dengan antusias. Sudah jadi rahasia umum kalau Kepala Suku ini punya bacaan untuk manggil ikan termasuk Ikan G Fauzi.
    Tom Cruise & Jackie Chan
    Peserta berikutnya adalah saya sendiri dan Steven ex Indovickers yang telah menjadi pengusaha atau bossnya Air ACCU, sebelumnya Steven adalah Staff IT yang juga pernah menjadi Account Manager pada Divisi Sales and Marketing.
    Kemudian ada Bang Taufik juga dari BCA. Satu-satunya pemancing yang flamboyan, lihat aja gayanya. Tapi kalau umpan sudah dimakan ikan, jangan tanya lagi.. Tidak ada seekorpun ikan yang dikasih hati, semua langsung digeret ke atas tanpa sempat bernafas.
    Bang Budi, juga dari BCA. Jangan tertipu dengan wajah garangnya apalagi kalau kita lihat kepalan tangannya. Wuihh.. jempol semua. Tukang perahu aja gak ada yang berani macam2 ama dia. Tapi tenang.. karena Budi senantiasa membawa suasana mancing jadi cair dan rileks dengan celotehan2nya. Dia mirip Tukul yang tiap liburan cuma pergi ke 2 tempat, yaitu ke Bali ke Lektop.
    Dan satu lagi orang BCA yaitu Om Yohanes, pemancing yang kalem, sopan dan selalu nerimo. Meski sering jadi bahan candaan (terutama oleh Budi) tapi beliau selalu ikhlas meski mancing ikannya paling nyantai tapi beliau selalu dapat paling sedikit dan tetap senang hati.
    Ikan hasil tangkapan Hari Kesatu cukup banyak GT yang naik, dengan rata-rata ukuran 2-4 kg, ikan lain yang naik seperti Kerapu, Tuna dan banyak Ikan Ekor Kuning (Ikan ini habis kita bakar dan digoreng terutama saat beristirahat di Pulau Tunda).
    Ikan hasil tangkapan Hari Kedua Banyak ikan Kakap Merah yang terangkat bahkan Kerapu Merah besar berhasil diangkat oleh Kepala Suku (Bpk. Dendy). Oke Pulau Tunda... Next time We will meet again..(Baca: Mancing ke Pulau Tunda 2)




 Cerita keduanya

Setelah sukses pada pemancingan pertama di pulau ini (baca: Mancing Yuk ke Pulau Tunda, berisi tahapan2 dan perjalanan mancing ke Pulau Tunda), maka kali ini kami mencoba kembali fighting melawan tenggiri berdasarkan info yang kami dapat dari kapten kapal di Dermaga Karangantu.
Kali ini team kami yang berangkat adalah anak2 GA (General Affair) dari PT Indovickers ditambah 1 orang dari Bank Danamon. Tidak ketinggalan ikut pula Steven yang juga kebelet mengingat kesuksesannya saat ikut mancing di Pulau Tunda yang pertama.
Pemilik kapal sudah kami hubungi dan booking terpisah dengan team mancing dari Perbankan (Danamon, BI, Mandiri dll.) yang saat itu sedang mengadakan pertandingan mancing antar bank yang dipelopori dan didanai dari Team BI (Bank Indonesia). Team kami tidak diikutsertakan dalam pertandingan karena Indovickers bukanlah sebuah bank melainkan pabrik pembuat bank, yaitu bank ku, meja, partisi, troli dll untuk Office Furniture. Tapi gapapa, kita semua semangat sambil dompleng ngumpul bareng dan bisa dapat cemilan gratis
Setelah pembagian tugas sebelumnya (siapa yang bawa bumbu atau perlengkapan lain), berkumpullah kami di area parkir pabrik atau kantor tempat kami bekerja dan memeriksa kelengkapan sebelum berangkat sekaligus menjadikan tempat tersebut untuk berkumpul.
Setelah 3 jam perahu berjalan, hari hampir terang. Kami berhenti pada spot mancing dasar dan langsung menurunkan joran yang langsung disambar ikan2 kecil yang lumayan seru perlawanannya. Gentak lagi.. gentak lagi dan lagi tapi semuanya kecil2 hanya sekitar 8 ons.
Timbul penasaran untuk gentak ikan besar, maka kami minta kapten kapal untuk pindah mencari spot tenggiri yang sejak awal keberangkatan memang sudah menjadi target mancing kali ini. Sampai di tempat, kami gunakan cara mancing dasaran dan ngoncer. Lagi2 cuma dasaran yang disambar ikan, bahkan ikannya lebih kecil dari sebelumnya sedangkan tenggiri entah ngumpet dimana.
Kemudian ikan menyepi, gak mau makan. Hal ini terjadi sampai sore. Kami pindah spot sampai 4 kali dan hasilnya sama yaitu Nol hingga akhirnya kembali ke spot awal yang masih tetap oke. Sayangnya keputusan itu diambul saat langit mulai gelap. Jadi kami terpaksa merapat ke Pulau Tunda untuk beristirahat.
Sayadi, pemancing yang selalu setia (selalu mabok laut) ini pun menggunakan kesempatan untuk tidur di tempat yang gak goyang (di lantai rumah kapten) meski belum mandi. Sedangkan kami mengambil kesempatan untuk mandi dan ganti pakaian sehingga merasa segar dan siap untuk menyantap ikan bakar hasil pancingan kami yang disiapkan kapten kapal.
Kami pilih 4 ekor GT yang cukup besar untuk dibakar dan gak ketinggalan ikan kecil2 (ekor kuning dll) sebagai lauk tambahan. Saya langsung menyantap habis 1 nampan ikan dengan 1 piring kecil sambel yang bahan2nya telah kami siapkan untuk diberikan ke kapten kapal buat diolah. Mantab.. Sekali lagi mantabbb (kata lain dari nikmat dan kepedasan).
Tejo Sugiri, mantan ABK Kapal Pemancing Tuna ini ikut serta dalam pencariannya terhadap kemampuan yang dimilikinya setelah lebih dari 20 tahun gak pernah lagi melaut.. dan ternyata Kamu masih hebat Bang Tejo, hebat gak mabok laut tapi dapet ikannya cuma 1. Hanya bang Tejo yang bisa membuat suasana seru karena tiap kali ngobrol atau bercerita seperti menggunakan TOA berkekuatan 3000 PMPO alias kenceng banget, bikin orang yang tidur kebangun karena kaget dikira ada kebakaran
Yah.. cuma segini aja ikan yang bisa saya bawa pulang setelah kita bagi2 untuk masing2 peserta team mancing. Lumayan lah... yang penting kan serunya, apalagi kangen sama mancingnya telah terobati meski badan pada pegal2 dan masuk angin. Kami bubar dan pulang ke rumah masing2 dengan membawa kisah atau cerita berupa nostalgia yang gak habis2 untuk diceritakan ke orang lain. Pulau Tunda, kamu harus lebih seru lagi pada trip berikutnya, karena kami akan lebih siap lagi untuk segala sesuatunya... Sampai Jumpa.